Pengaturan Jabatan Administrasi dan Jabatan Fungsional Bagi PNS Menurut PP Nomor 11 Tahun 2017

Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil (PNS) , Selain mengatur tentang Jabatan Administrasi dan Jabatan Fungsional Bagi PNS, PP tersebut juga mengatur tentang masalah pangkat dan jabatan.

Dalam PP Pasal 46 ayat (2) : Pangkat sebagaimana dimaksud diatur dalam Peraturan Pemerintah yang mengatur mengenai gaji, tunjangan dan fasilitas bagi PNS. Pangkat merupakan kedudukan yang menunjukan tingkatan Jabatan berdasarkan tingkat kesulitan, tanggung jawab, dampak, dan persyaratan kualifikasi pekerjaan yang digunakan sebagai dasar penggajian.

Jabatan PNS terdiri atas:

  1. Jabatan Administrasi (JA);
  2. Jabatan Fungsional (JF);
  3. Jabatan Pimpinan Tinggi (JPT).

Bagi PNS yang berasal dari daerah tertinggal, perbatasan, dan/atau terpencil yang akan diangkat dalam Jabatan administrator pada Instansi Pemerintah di daerah tertinggal, perbatasan, dan/atau terpencil, dikecualikan dari persyaratan kualifikasi dan tingkat pendidikan.

Namun PNS sebagaimana dimaksud wajib memenuhi persyaratan kualifikasi dan tingkat pendidikan paling lama 5 (lima) tahun sejak diangkat dalam Jabatan.

 

Jenjang JA dari yang paling tinggi ke yang paling rendah terdiri atas:

  1. Jabatan administrator;
  2. Jabatan pengawas;
  3. Jabatan pelaksana.

Persyaratan untuk dapat diangkat dalam Jabatan pelaksana adalah:

  1. berstatus PNS;
  2. memiliki kualifikasi dan tingkat pendidikan paling rendah sekolah lanjutan tingkat atas atau yang setara;
  3. telah mengikuti dan lulus pelatihan terkait dengan bidang tugas dan/atau lulus pendidikan dan pelatihan terintegrasi;
  4. memiliki integritas dan moralitas yang baik;
  5. memiliki Kompetensi Teknis, Kompetensi Manajerial, dan Kompetensi Sosial Kultural sesuai dengan standar kompetensi yang ditetapkan;
  6. Sehat jasmani dan rohani.

Persyaratan untuk dapat diangkat dalam Jabatan administrator, menurut PP, adalah:

  1. Berstatus PNS;
  2. memiliki kualifikasi dan tingkat pendidikan paling rendah sarjana atau diploma IV;
  3. Memiliki integritas dan moralitas yang baik;
  4. Memiliki pengalaman pada Jabatan pengawas paling singkat 3 (tiga) tahun atau JF yang setingkat dengan Jabatan pengawas sesuai dengan bidang tugas Jabatan yang akan diduduki;
  5. Setiap unsur penilaian prestasi kerja paling sedikit bernilai baik dalam 2 (dua) tahun terakhir;
  6. Memiliki Kompetensi Teknis, Kompetensi Manajerial, dan Kompetensi Sosial Kultural sesuai standar kompetensi yang dibuktikan berdasarkan hasil evaluasi oleh tim penilai kinerja PNS di instansinya;
  7. Sehat jasmani dan rohani.

PP Pasal 54 ayat (2) : Persyaratan sebagaimana dimaksud dikecualikan bagi PNS yang mengikuti dan lulus sekolah kader dengan predikat sangat memuaskan.

 

PP No. 11 Tahun 2017 Pasal 56 ayat (1)  : Setiap PNS yang memenuhi syarat Jabatan mempunyai kesempatan yang sama untuk diangkat dalam JA yang lowong.

PNS diberhentikan dari JA apabila:

  1. mengundurkan diri dari Jabatan;
  2. diberhentikan sementara sebagai PNS;
  3. menjalani cuti di luar tanggungan negara;
  4. menjalani tugas belajar lebih dari 6 (enam) bulan;
  5. ditugaskan secara penuh di luar JA;
  6. tidak memenuhi persyaratan Jabatan.

nomenklatur Jabatan dan pangkat JPT pratama, JA, dan JF untuk masing-masing satuan organisasi Instansi Pemerintah ditetapkan oleh pimpinan Instansi Pemerintah setelah mendapat persetujuan Menteri. Nomenklatur Jabatan dan pangkat JPT utama dan JPT madya, menurut PP ,  ditetapkan oleh Presiden atas usul Instansi Pemerintah terkait setelah mendapat pertimbangan Menteri. Pengisian Jabatan pelaksana, JF keahlian jenjang ahli pertama, JF keterampilan jenjang pemula, dan JF keterampilan jenjang terampil, menurut PP ini, dapat dilakukan melalui pengadaan PNS.

Adapun pengisian Jabatan administrator, Jabatan pengawas, JF keahlian jenjang ahli utama, JF keahlian jenjang ahli madya, JF keahlian jenjang ahli muda, JF keterampilan jenjang penyelia, JF keterampilan jenjang mahir, dan/atau JPT, menurut PP ini, dapat dilakukan melalui rekrutmen dan seleksi dari PNS yang tersedia, baik yang berasal dari internal Instansi Pemerintah maupun PNS yang berasal dari Instansi Pemerintah lain.

Pejabat Fungsional

Pejabat Fungsional berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab secara langsung kepada pejabat pimpinan tinggi  pratama, pejabat administrator, atau pejabat pengawas yang memiliki keterkaitan dengan pelaksanaan tugas JF.

PP Pasal 68  berbunyi Pejabat Fungsional memiliki tugas memberikan pelayanan fungsional yang berdasarkan pada keahlian dan keterampilan tertentu.

Bunyi Pasal 98 PP, Pejabat fungsional dilarang rangkap Jabatan dengan JA atau JPT, kecuali untuk JA atau JPT yang kompetensi dan bidang tugas Jabatannya sama dan tidak dapat dipisahkan dengan kompetensi dan bidang tugas Pejabat fungsional hal ini diatur Dalam rangka optimalisasi pelaksanaan tugas dan pencapaian kinerja organisasi.

Ditegaskan dalam PP , setiap Pejabat fungsional yang telah ditetapkan wajib memiliki 1 (satu) organisasi profesi Pejabat fungsional dalam jangka waktu paling lama 5 (lima) tahun terhitung sejak tanggal penetapan Pejabat fungsional, dan setiap pejabat fungsional wajib menjadi anggota organisasi profesi Pejabat fungsional.

Kategori Pejabat Fungsional terdiri atas:

  1. Pejabat Fungsional keahlian;
  2. Pejabat Fungsional keterampilan.

Sedangkan jenjang Pejabat Fungsional keahlian terdiri atas:

  1. Ahli utama;
  2.  Ahli madya;
  3. Ahli muda;
  4. Ahli pertama.

Jenjang Pejabat Fungsional keterampilan terdiri atas:

  1. penyelia;
  2. mahir;
  3. terampil;
  4. pemula.

Menurut PP, Pejabat Fungsional ditetapkan dengan kriteria sebagai berikut:

  1. fungsi dan tugasnya berkaitan dengan pelaksanaan fungsi dan tugas Instansi Pemerintah;
  2. mensyaratkan keahlian atau keterampilan tertentu yang  dibuktikan dengan sertifikasi dan/atau penilaian tertentu;
  3. dapat disusun dalam suatu jenjang Jabatan berdasarkan tingkat kesulitan dan kompetensi;
  4. pelaksanaan tugas yang bersifat mandiri dalam menjalankan tugas profesinya;
  5. kegiatannya dapat diukur dengan satuan nilai atau akumulasi nilai butir-butir kegiatan dalam bentuk angka kredit.

Menurut PP, PNS diberhentikan dari Pejabat Fungsional, apabila:

  1. mengundurkan diri dari Jabatan;
  2. diberhentikan sementara sebagai PNS;
  3. menjalani cuti di luar tanggungan negara;
  4. menjalani tugas belajar lebih dari 6 (enam) bulan;
  5. ditugaskan secara penuh di luar JF;
  6. tidak memenuhi persyaratan Jabatan.

Artikel ini berasal dari sumber resmi yaitu : www.menpan.go.id/.

semoga bermanfaat dan dapat membantu rekan-rekan dalam mendapatkan informasi terbaru.

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com