Gaya Antar Molekul

Gaya antarmolekul adalah gaya tarik menarik dan tolak yang timbul antara molekul suatu zat. Gaya-gaya ini memediasi interaksi antara molekul individu suatu zat. Gaya antarmolekul bertanggung jawab atas sebagian besar sifat fisik dan kimia materi.

Gaya juga ada di antara molekul itu sendiri dan ini secara kolektif disebut sebagai gaya antarmolekul. Gaya antarmolekul terutama bertanggung jawab atas karakteristik fisik zat. Gaya antarmolekul bertanggung jawab atas keadaan materi yang terkondensasi. Partikel penyusun zat padat dan cair disatukan oleh gaya antarmolekul dan gaya ini memengaruhi sejumlah sifat fisik materi di kedua keadaan ini.

Salah satu yang menjadi pembeda antara zat padat dan cair adalah dari susunan partikelnya. Hal ini dikarenakan partikel zat berukuran sangat kecil, sehingga tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Oleh karena itu, susunan dan sifat partikel sangat menentukan dalam wujud zat.

  • Zat padat : jarak antar molekul-molekul benda padat dan sangat dekat satu sama lain, memiliki gaya tarik menarik antar molekul yang paling
  • Zat cair : gaya tarik antar molekul zat cair lebih kecil dibandingkan dengan zat padat, tetapi lebih besar dibandingkan dengan zat berwujud Zat berwujud cair tidak memiliki bentuk yang tetap.

Jenis Gaya Antarmolekul

Gaya antarmolekul adalah gaya tarik menarik yang muncul antara komponen positif (atau proton) dari satu molekul dan komponen negatif (atau elektron) dari molekul lain. Berbagai sifat fisik dan kimia suatu zat bergantung pada gaya ini. Titik didih suatu zat sebanding dengan kekuatan gaya antarmolekulnya – semakin kuat gaya antarmolekul, semakin tinggi titik didihnya.

Dengan membandingkan titik didih berbagai zat, kita dapat membandingkan kekuatan gaya antarmolekulnya. Ini karena panas yang diserap oleh zat pada titik didihnya digunakan untuk memecah gaya antarmolekul ini dan mengubah cairan menjadi uap.

 

Gaya antarmolekul kovalen berdasarkan kekuatan dari yang terlemah hingga yang  terkuat sebagai berikut.

A. Gaya Van der Waals

Gaya Van der Waals merupakan gaya tarik-menarik antarmolekul kovalen. Gaya Van der Waals dikemukakan pada awal abad XX oleh Johannes Diderik Van der Waals. Gaya ini dibagi menjadi tiga yaitu gaya London, gaya dipol terimbas, dan gaya dipol-dipol.

1)Gaya London

Gaya London ditemukan oleh fisikawan Jerman Fritz London pada tahun 1928. Gaya London (gaya dispersi) merupakan gaya tarik-menarik antarmolekul nonpolar akibat adanya dipol terimbas yang ditimbulkan oleh perpindahan

elektron dari satu orbital ke orbital lain membentuk dipol sesaat. Disebut gaya dipol sesaat karena dipol tersebut hanya terjadi dalam waktu yang sangat singkat. Kemudahan   suatu   molekul   menghasilkan   dipol   sesaat yang dapat mengimbas ke mol sekitarnya disebut polartuabilites. Pada umumnya makin banyak jumlah elektron dalam mo polariabilitasnya makin besar. Oleh karena makin banyak elektron dalam atom makin tinggi massa molekul relatif (Mr), dapat dikatakan bahwa makin besar massa molekul relatif, maka makin mudah mengalami polarisasi sehingga gaya London makin kuat. Makin kaut gaya Lond makin tinggi titik didih dan titik lelehnya. Oleh karena itu jika massa molekul relatif zat besar, titik didih dan titik lelehnya makin tinggi

Gaya London merupakan gaya yang relatif lemah. Zat yang molekulya mengalami gaya tarik menarik dengan gaya London mempunyal titik didih dan titik leleh rendah dibandingkan denga zat lain yang massa molekul relatif (Mr-nya) hampir sama Jika molekul moleculnya kecil maka za tersebut berwujud gas pada suhu kamar, misal hidrogen (H2), nitrogen (N2) dan helium (He).

 

2)Gaya Dipol Dipol Terinduksi

Gaya antarmolekul ini terjadi saat molekul polar mengimbas (menginduksi) molekul nonpolar. Akibatnya, molekul nonpolar tersebut memiliki dipol terimbas Dipol dari molekul polar akan tarik-menarik dengan dipol terimbas dari molekul nonpolar. Sebagai contoh, molekul air (H2O) yang bersifat polar dapat menginduksi molekul oksigen (0,) yang bersifat nonpolar Dipol terimbas inilah yang mengakibatkan gas oksigen larut dalam air.

 

3)Gaya Dipol-Dipol

Gaya antarmolekul ini terjadi jika dipol positif dari salah satu molekul polar tarik menarik dengan dipol negatif dari molekul polar lainnya. Interaksi ini terjadi antarsenyawa kovalen polar seperti HCI dan HBr. Molekul-molekul polar cenderung menyusun diri dengan cara saling mendekatkan kutub positif dari suatu molekul dengan kutub negatif molekul yang lain. Mach besar momen dipol yang dimiliki suatu senyawa, makin besar gaya dipol-dipol yang dihasilkan Gaya ini lebih kuat daripada gaya London dan gaya dipol terimbas.

 

B. Ikatan Hidrogen

Ikatan hidrogen merupakan ikatan antarmolekul yang terjadi pada molekul-molekul yang sangat polar dan mengandung atom hidrogen. Ikatan hidrogen disebabkan oleh gaya tarik-menarik antara atom hidrogen dari molekul yang satu dengan atom molekul lain yang sangat elektronegatif (F. O, atau NJ. Contoh senyawa yang mempunyai ikatan hidrogen yaitu HF. H,0, dan NH, Dalam molekul air atom O bersifat sangat elektronegatif sehingga pasangan elektron antara atom O dan H lebih tertarik ke arah atom O. Dalam keadaan cair, atom hidrogen dalam molekul air yang parsial positif (5+) ditarik okh pasangan elektron atom O molekul lain yang bersifat elektronegatif sehingga terbentuk ikatan hidrogen. Akibatnya, atom H dari salah satu molekul terikat kuat oleh atom yang sangat elektronegatif (F, O, atau N) dari molekul tetangganya melalui pasangan elektron bebas pada atom yang mempunyai keelektronegatifan besar tersebut.

Ikatan hidrogen jauh lebih kuat daripada gaya-gaya Van der Waals. Zat yang mempunyai ikatan hidrogen memerlukan energi yang besar untuk memutuskannya. Oleh Karena itu titik didihnya sangat tinggi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com