Pereaksi Pembatas

Pernahkah kalian membuat kue donat, bolu, cupcake, dan kue-kue lainnya? Dalam pembuatan kue atau makanan lainnya, biasanya diperlukan takaran yang pas untuk menghasilkan makanan yang enak. Misalnya untuk membuat 1 loyang kue bolu, memerlukan 5 butir telur dan 250 gram tepung terigu. Apabila kita mempunyai 1 kg tepung terigu dan 10 butir telur, maka kita hanya akan mendapatkan 2 loyang bolu dan sisa 0,5 kg tepung terigu. Dalam hal ini, telur menjadi pembatas.

Nah, dalam ilmu kimia juga ada yang disebut pereaksi pembatas. Hal ini perlu diketahui agar dalam melakukan reaksi kimia, pereaksi yang digunakkan tidak berlebihan ataupun kekurangan.

Di dalam suatu reaksi kimia, perbandingan mol zat-zat pereaksi yang dicampurkan tidak selalu sama dengan perbandingan koefisien reaksinya. Hal ini berarti bahwa ada zat pereaksi yang akan habis bereaksi lebih dahulu. Pereaksi demikian disebut pereaksi pembatas. Bagaimana hal ini dapat terjadi?

Anda perhatikan gambar di bawah ini!

X + 2Y —-> XY₂

Gambar : Pereaksi Pembatas

Reaksi di atas memperlihatkan bahwa menurut koefisien reaksi, 1 mol zat X membutuhkan 2 mol zat Y. Gambar di atas menunjukkan bahwa 3 molekul zat X direaksikan dengan 4 molekul zat Y. Setelah reaksi berlangsung, banyaknya molekul zat X yang bereaksi hanya 2 molekul dan 1 molekul yang tersisa, sedangkan 4 molekul zat Y habis bereaksi. Maka zat Y ini disebut pereaksi pembatas.

Pereaksi pembatas merupakan reaktan yang habis bereaksi dan tidak bersisa di akhir reaksi.

Dalam hitungan kimia, pereaksi pembatas dapat ditentukan dengan cara membagi semua mol reaktan dengan koefisiennya, lalu pereaksi yang mempunyai nilai hasil bagi terkecil, merupakan pereaksi pembatas.

Untuk lebih jelasnya, Anda simak contoh berikut ini!

Contoh :

Diketahui reaksi sebagai berikut
S (s) + 3 F2 (g) —-> SF6 (g)
Jika direaksikan 2 mol S dengan 10 mol F2
a. Berapa mol kah SF6 yang terbentuk?
b. Zat mana dan berapa mol zat yang tersisa?