Metode Belajar BCM atau Metode Bermain , Cerita, dan Menyanyi

Dalam dunia pendidikan, dapat dikatakan bahwa ujung tombak dalam tercapainya tujuan pendidikan tertelak
pada proses pembelajaran.  Proses pembelajaran memengaruhi pencapaian tujuan pendidikan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah. Proses pembelajaran yang efektif, efisien, dan inovatif menjadi tuntutan yang harus dipahami dan dilaksanakan oleh guru – guru. Peran guru sebagai pendidik yang menjadi kunci utama proses ini. Penerapan model pembelajaran yang efektif dan efisien diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas sehingga mutu pendidikanpun semakin meningkat.

 

Metode belajar BCM atau Metode Bermain , Cerita, dan Menyanyi adalah metode pembelajaran yang menerapkan cara bermain sambil belajar atau belajar sambil bermain, menceritakan kisah-kisah tokoh, legenda, atau mitos yang memiliki pesan implisit (tersembunyi) kebaikan moral, intelektual, atau teknologi, serta menyanyi sebagai ungkapan ekspresi hati sedih, senang, bahagia, gembira, tawa, dan semangat hidup yang menggebu-gebu. Metode BCM banyak digunakan pada jenjang pendidikan anak usia dini seperti TK atau play group. Meskipun demikian, pada praktiknya teknik BCM juga digunakan di berbagai jenjang pendidikan dari TK sampai perguruan tinggi, baik
pendidikan formal maupun informal. Contohnya sangat banyak, di perguruan tinggi umpamanya.

Metode bermain diterapkan dan digunakan untuk pengkaderan. anggota organisasi kemahasiswaan. Mulai dari pelaksanaan Ospek (orientasi sekolah dan pengenalan kampus), Pramuka , Menwa (Resimen Mahasiswa ), Mapala (Mahasiswa Pencinta Alam), bahkan sampai organisasi kemahasiswaan yang berbau agama. Metode cerita digunakan di berbagai bidang kehidupan untuk menyampaikan pesan-pesan moral seperti khotbah Jumat, mimbar ceramah, kelompok pengajian, sampai pesantren kilat. Metode selanjutnya adalah metode menyanyi. Metode menyanyi digunakan untuk memberi semangat dan jiwa patriotisme pada setiap kegiatan pelatihan yang berbau
militer. Metode menyanyi (dan musik) juga diterapkan oleh musisi-musisi legendaris untuk menyampaikan pesan-pesan kemanusiaan.

Pada hakikatnya, banyak sekali metode pembelajaran yang dapat dilakukan oleh seorang guru untuk mengajar. Namun, tidak semua teknis mengajar tersebut sesuai dan tepat bagi siswa. Yang perlu diingat adalah tidak semua anak didik memiliki kemampuan belajar dan karakter kepribadian yang sama. Perbedaan kemampuan belajar seharusnya membawa akibat pada keharusan perbedaan teknik dan gaya mengajar seorang guru. Hukum yang sama juga berlaku pada perbedaan karakter dan watak kepribadian. Namun dalam cara pandang generalis, konsep tersebut sudah tidak berlaku. Konsep seperti itu berlaku terhadap kasus-kasus tertentu, karena dengan adanya perkembangan dan kemajuan teknologi ilmu pengetahuan, telah diperoleh kesimpulan bahwa setiap manusia memiliki kemampuan belajar yang sama sesuai tingkat periodesasi pertumbuhannya.

 

Dengan kata lain, perbedaan itu ditentukan berdasarkan perbedaan usia dan perkembangan psikologis anak. Artinya,
pada jenjang atau fase tertentu memiliki tingkat kemampuan belajar dan kecenderungan psikologis yang hampir sama. Hal ini tentu mempermudah seorang konseptor pendidikan merancang dan menyusun rencana pembelajaran yang tepat dan sesuai menurut fase usia dan tingkat perkembangan psikologis anak. Secara khusus, menurut beberapa penelitian di perguruan-perguruan tinggi, fase usia anak prasekolah adalah fase anak bermain dan belajar mengenal dunia sekelilingnya. Di samping itu, terjadi pemantapan kemampuan-kemampuan indra fisik, mulai dari daya tangkap terhadap rangsangan benda sekelilingnya, daya tahan, kekuatan, keseimbangan, dan refleks motorik anak. Dari segi intelektual juga mengalami hal yang sama. Bahkan, dalam banyak kasus, fase usia anak pra sekolah dapat dijadikan tolok ukur kemampuan intelektualnya di masa depan. Menurut penelitian literatur penulis, setidaknya ada 4 teknik mengajar yang tepat untuk diterapkan pada anak usia prasekolah. Keempat teknis tersebut adalah sebagai berikut :
(1) Metode bermain/permainan.
(2) Metode cerita.
(3) Metode menyanyi/musik.
(4) Metode klasik.

1. Metode Bermain
Metode Bermain adalah metode yang menerapkan permainan atau mainan tertentu sebagai wahana pembelajaran
siswa. Teknik ini berdasarkan penelusuran literatur maupun pengamatan sepintas di lapangan terbukti paling efektif dan efisien dibandingkan metode-metode yang lain. Kemampuan belajar mengingat anak menjadi cepat, banyak, dan anak tidak merasa jenuh. Selain itu, kemampuan berimajinasi dan berkreativitas meningkat tajam. Bahkan,
kemampuan berinovasi yang dimiliki dapat mencapai posisi titik puncak. Bagi seorang anak, mainan ataupun bermain adalah wahana belajar mendewasakan diri dengan cara yang menyenangkan. Hal ini juga dapat menjaga stabilitas emosional anak, sekaligus membimbing dan mengarahkan anak untuk mengenal dunia yang lebih luas. Tanpa bermain, proses tumbuh kembang anak akan terganggu, bahkan mungkin dapat menyebabkan terjadinya penyimpangan-penyimpangan kejiwaan.

Setidaknya ada 5 manfaat nyata dari metode bermain ini. Lima manfaat nyata tersebut adalah sebagai berikut :
(1) Manfaat motorik .
(2) Manfaat afektif.

(3) Manfaat kognitif .
(4) Manfaat spiritual .
(5) Manfaat keseimbangan.

Manfaat motorik adalah manfaat yang berhubungan dengan nilai-nilai positif mainan yang terjadi pada fisik
jasmaniah anak. Biasanya berhubungan dengan unsur-unsur kesehatan, keterampilan, ketangkasan, maupun kemampuan fisik tertentu. Manfaat afeksi adalah manfaat mainan yang berhubungan dengan perkembangan psikologis anak. Unsur-unsur yang tercakup dalam kelompok ini antara lain naluri/insting, perasaan, emosi, sifat, karakter, dan watak maupun kepribadian seseorang.

Manfaat kognitif adalah manfaat mainan untuk perkembangan kecerdasan anak. Biasanya, berhubungan dengan
kemampuan imajinasi, pembentukan nalar, logika, maupun pengetahuan-pengetahuan sistematis.

Manfaat spiritual mainan adalah manfaat mainan yang menjadi dasar pembentukan nilai-nilai kesucian maupun
keluhuran akhlak manusia. Ini adalah manfaat mainan yang hampir sama dengan afeksi , tetapi mengandung unsur-unsur kesucian, keluhuran budi pekerti, dan nilai-nilai positif dari nalar yang positif. Dengan kata lain, manfaat spiritual merupakan perpaduan nilai-nilai positif dari afeksi dan kognisi. Sementara itu, manfaat keseimbangan suatu jenis mainan bagi tumbuh kembang anak adalah manfaat mainan yang berfungsi melatih dan mengembangkan perpaduan antara nilai-nilai positif dan negatif dari suatu mainan. Dengan kata lain, manfaat mainan itu ditentukan berdasarkan maksud dan tujuan dari pembuatan mainan itu sendiri. Contoh: pisau.

Pisau adalah benda berbahaya yang bukan untuk diberikan pada anak sebagai mainan. Namun, pisau bisa dijadikan mainan untuk anak yang bernilai positif karena adanya prakondisi atau syarat tertentu. Contoh prakondisi atau syarat tertentu itu adalah sebagai berikut :
1. Bukan dalam bentuk sebenarnya (plastik atau kayu).
2. Anak sudah cukup umur.
3. Mendapat bimbingan dan pengawasan selama penggunaan.
4. Bertujuan melatih dan mengembangkan keterampilan memotong (sayur, buah atau daging), dst.

Metode bermain dalam pembelajaran anak usia prasekolah sangat direkomendasikan untuk dilakukan. Di samping
memberi kepuasan dan kesenangan psikologis, metode bermain atau permainan dapat membantu proses belajar anak pada masa tumbuh kembangnya. Meskipun tidak semua mainan atau permainan memberi dampak positif bagi tumbuh kembang anak, contohnya play station , game atau nitendo, hampir sebagian besar di antaranya
mempunyai sisi positif. Hal itu semua tergantung dari apa yang dilakukan dan bagaimana seorang guru memanfaatkan metode bermain atau permainan ini menjadi teknik mengajar yang efektif dan efisien. Lagi-lagi kecerdasan, tingkat intelektual, wawasan, dan pemahaman seorang guru mengenai dunia anak
menjadi kunci utama keberhasilan.

2. Metode Cerita
Metode Cerita adalah metode pembelajaran yang menggunakan teknik guru bercerita tentang suatu legenda,
dongeng, mitos atau suatu kisah yang didalamnya diselipkan pesan-pesan moral atau intelektual tertentu.
Teknik ini mengandalkan kemampuan seorang guru untuk berbicara panjang lebar, memiliki kemampuan berekspresi layaknya artis, dan mampu menyelipkan pesan-pesan moral, intelektual atau bahkan mungkin teknologi tertentu pada saat bercerita. Hal ini penting dilakukan agar anak senang mendengarkan dan dapat menghayati jalannya cerita. Pada saat itu, ingatan bawah sadar anak akan merekam memori tentang pesan-pesan moral, intelektual atau teknologis yang diceritakan gurunya. Hal ini akan berguna bagi anak ketika suatu saat ia menemukan masalah yang hampir mirip dengan kisah atau dongeng yang diceritakan gurunya. Dari kisah itu, alam bawah  sadar anak akan memicu nalar konstruktif pemecahan masalah yang dihadapi sesuai pesan-pesan moral dan intelektual yang diajarkan. Bagi seorang guru sendiri, sebenarnya juga langsung dapat mengevaluasi hasil pembelajaran menggunakan metode cerita ini dengan cara menyelipkan pertanyaan-pertanyaanm penting selama bercerita atau menanyakan apa yang diperoleh anak selama mendengarkan cerita sang guru. Dari jawaban merekalah guru dapat mengetahui sejauhmana keberhasilan pesan-pesan moral atau intelektual yang diberikan dapat diserap anak.

3. Metode Menyanyi dan Musik
Metode Menyanyi adalah metode pembelajaran yang menggunakan media nyanyian sebagai wahana belajar anak.
Sebab, perlu diketahui bahwa anak menurut fitrahnya menyukai intonasi nada dan ritme yang enak didengar.
Menurut Grace Sudargo , seorang musisi dan pendidik mengatakan, “Dasar-dasar musik klasik secara umum berasal
dari ritme denyut nadi manusia sehingga ia berperan besar dalam perkembangan otak, pembentukan jiwa, karakter,
bahkan raga manusia.” Penelitian menunjukkan, musik klasik yang mengandung komposisi nada berfl uktuasi antara nada tinggi dan nada rendah akan merangsang kuadran C pada otak. Sampai pada usia 4 tahun, kuadran B dan C pada otak anak-anak akan berkembang hingga 80% dengan musik. Menurut Ev. Andreas Christanday, musik sangat
memengaruhi kehidupan manusia. Musik memiliki 3 bagian penting yaitu beat, rhythm , dan harmony . Beat memengaruhi tubuh, rhythm memengaruhi jiwa, sedangkan harmony memengaruhi ruh.

Contoh paling nyata bahwa beat sangat memengaruhi tubuh adalah dalam konser musik rock. Bisa dipastikan tidak
ada penonton maupun pemain dalam konser musik rock yang tubuhnya tidak bergerak. Semuanya bergoyang dengan dahsyat, bahkan cenderung lepas kontrol. Ada suatu istilah yang disebut head banger, yaitu suatu gerakan memutar-mutar kepala mengikuti irama musik rock yang kencang dan tubuh itu mengikutinya seakan tanpa rasa lelah. Sementara itu, rhythm (irama) berbeda. Jika hati kita sedang susah, cobalah mendengarkan musik yang indah, yang memiliki irama yang teratur, perasaan kita akan lebih enak dan enteng. Di luar negeri, sebagian rumah sakit memperdengarkan lagu-lagu indah untuk membantu penyembuhan para pasiennya. Hal ini menjadi suatu bukti bahwa rhythm sangat memengaruhi jiwa manusia.

Sementara itu, harmony sangat memengaruhi ruh. Jika kita menonton fi lm horor, selalu terdengar harmony (melodi) yang menyayat hati, yang membuat bulu kuduk kita berdiri. Dalam ritual-ritual keagamaan juga banyak digunakan harmoni yang membawa ruh manusia masuk ke dalam alam penyembahan. Di dalam meditasi, manusia mendengar harmony dari suara-suara alam di sekelilingnya. Seorang ahli biofi sika telah melakukan suatu percobaan tentang pengaruh musik bagi kehidupan makhluk hidup. Dua tanaman dari jenis dan umur yang sama diletakkan pada tempat yang berbeda. Tanaman yang pertama diletakkan dekat dengan pengeras suara (speaker) yang menyajikan lagu-lagu slow rock dan heavy rock, sedangkan tanaman yang lain diletakkan dekat dengan speaker yang memperdengarkan lagu-lagu yang indah dan berirama teratur.

Dalam beberapa hari, terjadi perbedaan yang sangat mencolok. Tanaman yang berada di dekat speaker lagu-lagu rock menjadi layu dan mati, sedangkan tanaman yang berada di dekat speaker lagu-lagu indah tumbuh segar dan berbunga. Hal ini menjadi suatu bukti nyata bahwa musik sangat memengaruhi kehidupan makhluk hidup. Dari paparan ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode menyanyi yang dilengkapi dengan musik akan sangat membantu anak melakukan pendewasaan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com