AMBYAR 05052020

Saya merasa terusik oleh berita tadi pagi, jagat raya Indonesia seakan terguncang dengan berita tentang berpulangnya sang pelantun campursari papan atas dengan julukan “The Godfather Brokerheart” Jelas Indonesia sangat kehilangan namun, Tuhan lebih sayang dengan Pak de Didi Kempot atau Dionisius Prasetyo. Siapa siih yang tidak kenal lagu-lagu beliau. Namun satu lagu yang membuat saya sadar bahwa dalam satu keluarga itu berbeda-beda, syair pertama yang saya ingat adalah “Pitek Angrem suene 21 Dino” kalau dalam bahasa Indonesianya Ayam mengerami telur selama 21 hari, merupakan lagi yang syarat dengan makna dimana kita diingatkan bahwa orang hidup itu ada yang baik ada yang jahat, kita diingatkan untuk tidak iri hati dan suka berbohong lewat lagu ini mengingatkan saya secara pribadi untuk tidak salah melangkah.

saya juga ingin berbagi siapa tahu juga rekan-rekan suka dengan lagu alm ini : berikut ini linknya PITEK ANGREM 21 DINO

berikut ini saya juga mengutip salah satu sobat ambyar yang juga menceritakan pengalaman pribadinya yang juga sangat terkeasan dengan seorang ” DIDI KEMPOT” berikut ceritanya:

Dia memang lelaki biasa yang terlahir dari sebuah desa kecil dari keluarga biasa apalagi ia hanya seorang lelaki yang tidak berpendidikan tinggi. Ia seorang yang tidak tamat SMA, namun siapa sangka Allah mengangkat derajat hidup dengan caraNya. Seorang lelaki biasa yang mengamen dari gang ke gang kini menjelma menjadi seorang maestro campur sari terkenal di negeri ini.

“Ora ngiro saikine cidro”, demikian sepenggal kutipan lagu pertama yang yang berjudul “cidro’ pada 1989 yang telah dirilis ulang. Terngiang dengan jelas semua lagu ciptaanmu yang tak lain berisikan ungkapan perasaan kangen, nelongso, dan patah hati hingga ia di gandrungi tidak hanya kaum sepuh yang menjadi penikmat utama lagu lagu campur sari namun berkat kegigihannya ia selalu belajar hingga karyanya mampu menembus dunia millenial. Kaum millenial yang dahulunya malu, enggan menyanyikan lagu lagu kedaerahan kini mereka berduyun duyun mengelu elukan untuk memuja sang maestro. Lagu lagunya yang konsisten bertemakan patah hati adalah teman sejati kala klum mellenial dilanda kegalauan , kegelisahan dan nelangsa, maka tak heran jika lelaki itu dijuluki “The Godfather of broken heart”. Daaan lelaki itu tak lain adalah Didi Kempot.

Lagu lagunya yang spektakuler membius dan meluluh lantakkan hati millenial yang terkenal kuat dan garang. Itulah alasan kenapa the Lord, begitu sang maestro biasa di panggil memiliki ribuan bahkan ratusan juta fans yang terbentang di seantero negeri ini juga di manca negara. Fans tersebut di kenal baik dengan “Sobat Ambyar” Ambyar ? Kenapa harus kata itu yang dipilih sebagai julukan fans sang maestro ?

Aku memang bukan ahli bahasa yang memahami betul makna kata Ambyar namun kata itu terasa aneh dan nggak ngeh ketika pertama kali aku mengetahui kata itu. Sepengetahuan yang aku peroleh kata Ambyar memiliki makna negatif yaitu hancur, bubar atau jatuh berkeping keping. Tapi aku… Aku tak tahu mungkin kata itu telah memiliki perluasan makna.

Apalah artinya sebuah nama, nama hanyalah pengingat, mudah, simpel dan gampang menyentuh hati. Namun bagiku nama adalah kata yang berisikan pesan, motivasi, do’a serta harapan. Bagiku nama adalah doa. Berdo’alah yang baik agar mendatangkan beribu berjuta beratusan juta kebaikan yang akan terus mengalir sepanjang masa. Nama adalah kata yang akan sangat sering kita ucapkan, maka sesering itu jugalah kita berdo’a, menyampaikan pesan, memberi motivasi serta mengingatkan tujuan dan harapan.

Senja ini menjelang berbuka puasa aku baru bisa menguasai diri memegang sebatang kayu dengan panjang sepuluh sentimeter untuk menorehkan tinta, mengukir kata setelah seharian tak mampu berkata(speechless) mendengar kepergian sang maestro. Bulu Roma tubuhku tak berhenti merinding dan buliran bening dari sudut netraku melihat potret hidup sang maestro. Baru beberapa hari lalu tepatnya 11 April 2020 aku berkomat Kamit menirukan setiap penggal syair dan mengikuti live streaming konser amal untuk membantu sesama yang terdampak pandemi Covid-19 di negeri ini.

Kepedulianmu , jiwa sosialmu mengalahkan ragamu yang terus meminta untuk duduk manis di sofa empukmu . Engkau terus bergerak semampu yang engkau bisa hingga sang mencipta memanggilmu untuk kembali. Sugeng kondur maestroku….
Karyamu akan selalu abadi di hati.
Semoga Husnul khatimah
Allah mengampuni salah dan khilaf mu ..
Allah akan menerima amal ibadahmu
Allah menempatkan mu di jannahNya
Insya Allah.
Akankah ini akhir ceritamu ?
Akankah ini akan Ambyar setelah kepergianmu ?

#kempoters#
Ungkapan hati terdalam
Muara Bungo 05052020

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com