Kimia  

Radioaktif

Pernahkah kalian mendengar atau melihat tentang bom atom/bom nuklir?

                           

(diambil dari : historia.id)                                                         (diambil dari : szumszum.blogspot.com)

Kita tentunya pernah mendengar tentang peristiwa pengeboman di kota Hiroshima dan Nagasaki yang menandai peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tahun 1945. Bom nuklir pada prinsipnya menggunakan energi dari zat radioaktif.

Zat radioaktif pertama kali ditemukan oleh Wilhelm    Conrad Rontgen, ahli fisika dari Jerman pada tahun 1895 yang diberi nama sinar-X. Setahun kemudian, gejala keradioaktifan ditemukan olehAntonie Henry Becquerel (asal Perancis) menemukan garam kalium uranil sulfat yang  memancarkan radiasi secara spontan. Selanjutnya pada 1898, suami istri Marie Curie dan Pierre Curie berhasil mengisolasi dua unsur baru (isotop) yang terbentuk dari peluruhan uranium Kedua isotop tersebut diberi nama polonium dan barium. Pada 1903, Ernest Rutherford (dari Selandia Baru) menemukan 2 jenis sinar yang berbeda muatan dipancarkan oleh zat radioaktif. Sinar yang bermuatan positif dinamai sinar alfa (α) dan sinar yang bermuatan negatif dinamai sinar beta (β). Sementara itu, Paul U Villard menemukan sinar yang tak bermuatan yang kemudian diberi nama sinar gamma (ɣ).

Jenis-jenis dan Sifat Sinar Radioaktif
Sinar alfa (α)
-Bermuatan positif
-Merupakan partikel terberat di antara partikel-partikel yang dihasilkan oleh zat radioaktif
-Mempunyai daya tembus paling lemah dan daya pengion paling kuat
-Dibelokkan oleh medan magnet ke arah kutub negatif
Sinar beta (β)
-Bermuatan negatif
-Mempunyai massa  sma, sehingga dianggap tidak bermassa
-Mempunyai daya tembus lebih besar dari alfa dan daya pengion lemah
-Dibelokkan oleh medan magnet ke arah kutub positif
Sinar gamma (γ)
-Tidak bermuatan dan tidak bermassa
-Merupakan gelombang elektromagnetik
-Mempunyai daya tembus paling kuat dan daya pengion paling lemah
-Tidak bermuatan listrik.

Kestabilan Inti

Inti atom yang stabil tidak akan mengalami perubahan-perubahan membentuk inti lain. Sebaliknya, inti atom yang tidak stabil merupakan isotop-isotop radioaktif yang akan berubah membentuk suatu inti yang stabil. Kestabilan suatu inti atom ditentukan oleh perbandingan jumlah neutron dan jumlah protonnya. Atom-atom yang ada di alam dengan nomor atom rendah pada umumnya bersifat stabil atau bersifat radioaktif bila intinya mengandung proton dan neutron dengan jumlah sama. Jadi perbandingan proton dengan neutron adalah 1 : 1. Pengaruh perbandingan jumlah proton dengan neutron terhadap kestabilan dijelaskan dengan menggunakan pita isotop. Pita isotop merupakan grafik yang menunjukkan kedudukan isotop-isotop unsur berdasarkan perbandingan jumlah proton dan neutron (p : n). Apabila letak isotop-isotop stabil pada grafik dihubungkan, maka akan diperoleh pita letak isotop-isotop unsur yang stabil. Pita ini dinamakan pita kestabilan inti. Isotop-isotop dengan p ≤ 20 akan stabil bila p : n = 1 : 1. Sementara, isotop-isotop dengan p > 20 akan stabil bila p : n = 1 : 1,5

Partikel-partikel Dasar Radioaktif

Jenis  partikel Notasi Muatan Massa (sma)
Proton +1 1
Neutron 0 1
Partikel β -1 0
Positron +1 0
Foton sinar gamma (γ) 0 0
Foton sinar-X 0 0
Partikel sinar α +2 4
Deutron +1 2
Triton +1 3

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com