Asal – Usul Kota Surabaya

Berikut ini kembali http://tutorialpelajaran.com/ menyajikan cerita-cerita yang mungkin dapat menginspirasi rekan-rekan mungkin bisa diceritakan untuk anak didik ataupun untuk mendongeng. Kali ini kami menulis berkenaan dengan Asal-Usul Kota Surabaya, Mari kita simak bersama :

Dahulu, dilautan luas sering terjadi perkelahian antara ikan Hiu Sura dengan buaya. Mereka berkelahi hanya karena berebut mangsa. Keduanya sama-sama kuat, sama-sama cerdik, sama-sama ganas, dan sama-sama rakus. Sudah berkali-kali mereka berkelahi belum pernah ada yang menang ataupun kalah. Akhirnya mereka mengadakan kesepakatan.

” Aku bosan terus menerus berkelahi, buaya,” kata ikan sura. “aku juga, sura. Apa yang harus kita lakukan agar kita tidak lagi berkelahi? kata buaya.

Ikan Hiu Sura yang sudah memiliki rencana untuk menghentikan perkelahiannya dengan buaya segera menerangkan. ” Untuk menghentikan perkelahian diantara kita, sebaiknya kita membagi daerah kekuasaaan menjadi dua. Aku berkuasa sepenuhnya didalam air dan harus mencari mangsa didalam air, sedangkan kamu berkuasa didaratan dan mangsamu harus yang berada didaratan. Sebagai batas antara daratan dan air, kita tentukan batasnya, yaitu tempat yang dicapai oleh air laut pada waktu pasang surut!”

“Baik Aku setuju gagasanmu itu!” Kata buaya.

Dengan adanya pembagian wilayah kekuasaan, maka tidak ada perkelahian lagi antara sura dan buaya. Keduanya telah sepakat untuk menghormati wilayah masing-masing.

Tetapi pada suatu hari, Iakn Hiu Sura mencaria mangsa disungai. Hal ini dilakukan dengan sembunyi-sembunyi agar buaya tidak mengetahui. Mula-mula hal ini memang tidak ketahuan. tetapi pada suatu hari Buaya memergoki perbuatan Iakn Hiu Sura ini. tentu saja Buaya sangat marah melihat ikan Sura melanggar janjinya.

“Hai Sura, mengapa kamu melanggar peraturan yang telah kita sepakati ? ” tanya Buaya. Ikan Hiu Sura yang teak merasa bersalah tenang-tenang saja.

“Aku melanggar kesepakatan? Bukankah sungai ini berair. Buakankah aku sudah bilang bahwa aku adalah penguasa di air? nah, sungai ini kan ada airnya, jadi juga termasuk daerah kekuasaanku,” kata ikan Hiu Sura.

Apa? sungai itu kan tempatnya didarat,sedangkan daerah kekuasaanmu ada dilaut, berarti sungai itu adalah daerah kekuasaaanku!” Buaya ngotot.

“tidak bisa, Aku kan tidak pernah bilang kalau di air hanya air laut, tetapi juga air sungai,” jawab ikan hiu sura.

“Kau sengaja mencari gara-gara, sura?

“tidak! kukira alasanku cukup kuat dan aku memang dipihak yang benar!, kata sura.

” kau sengaja mengakaliku. Aku tidak sebodoh yang kau kira! kata buaya mulai marah.

“Aku tidak peduli kau bodoh atau pintar, yang penting air sungai dan air laut adalah kesukaanku!” Sura tetap tak mau kalah.

“Kalau begitu kamu memang bermaksud membohongiku? Dengan demikian perjanjian kita batal! Siapa yang memiliki kekuatan yang paling hebat, dialah yang akan menjadi penguasa tunggal!” Kata Buaya.

“Berkelahi lagi, siapa takut!” tantang Sura dengan pongahnya.

Pertarungan sengit antara ikan Hiu Sura dan buaya terjadi lagi. Pertarungan kali ini semakin seru dan dahsyat. Saling menerjang dan menerkam, saling menggigit dan memukul. Dalam waktu sekejap, air disekitarnya menjadi merah oleh darah yang keluar dari luka-luka kedua binatang itu. Mereka terus bertarung mati-matian tanpa istirahat sama sekali.

Dalam pertarungan dahsyat itu, Buaya mendapat gigitan Ikan Hiu Sura dipangkal ekornya sebelah kanan. Selanjutnya ekornya itu terpaksa selalu membelok kekiri. Sementara ikan Sura juga tergigit ekornya hingga hampir putus, lalu ikan sura kembali kelautan. Buaya puas telah dapat mempertahankan daerahnya.

Pertarungan antara ikan Hiu yang bernama sura dengan Buaya ini sangat berkesan dihati masyarakat surabaya. Oleh karena itu, nama surabaya selalu dikait-kaitkan dengan peristiwa ini. Dari peristiwa inilah kemudian dibuat lambang Kota Madya Surabaya yaitu lambang Ikan Hiu Sura dan Buaya.

Namun ada juga yang berpendapat Surabaya berasal dari kata Sura dan Baya. Sura berarti Jaya atau Selamat sedangkan Baya berarti Bahaya, jadi Surabaya berarti selamat menghadapi bahaya. Bahaya yang dimaksud adalah serangan tentara Tar-tar yang hendak menghukum Raja Jawa. Seharusnya yang dihukum adalah Kertanegara, karena kertanegara sudah tewas terbunuh, maka Jayakatwang yang diserbu oleh tentara Tar-Tar merampas harta benda dan puluhan gadis-gadis cantik yang dibawa keTiongkok. Raden Wijaya tidak terima diperlakukan seperti ini. Dengan siasat yang jitu, Radeng Wijaya menyerang tentara tar-tar dipelabuhan ujung Galuh hingga mereka menyingkir kembali ke tiongkok.

Selanjutnya dari peristiwa kemenangan Raden Wijaya inilah ditetapkan sebagai hari jadi Kota Surabaya.

Surabaya sepertinya sudah ditakdirkan untuk terus bergolak. tanggal 10 November 1945 adalah bukti jati diri warga surabaya yaitu berani menghadapi bahaya serangan Inggris dan Belanda. Dijaman sekarang, pertarungan memperebutkan wilayah air dan darat terus berlanjut. dikala musim penghujan  tiba kadangkala banjir menguasai kota surabaya. Dimusim kemarau kadangkala tempat-tempat genangan air menjadi daratan kering. itulah Surabaya.

Demikian cerita tentang Asal-Usul Kota Surabaya, semoga dengan adanya cerita ini, dapat menambah informasi atau pengetahuan tentang salah satu kota yang ada di Indonesia yaitu Surabaya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com