Dalam ilmu kimia, senyawa asam dan basa memiliki beberapa pengertian. Ada 3 pengertian umum tentang asam dan basa, yaitu menurut Arrhenius, Bronsted – Lowry, dan Lewis. Asam kuat dan basa kuat bila direaksikan dalam jumlah yang sama akan menghasilkan larutan garam yang bersifat netral.
Asam + Basa —–> Garam + Air
Reaksi penetralan asam basa ini biasa digunakan untuk menentukan konsentrasi larutan yang tidak standar menggunakan larutan standar (larutan baku) yang sudah diketahui konsentrasinya dengan pasti. Prosedur ini disebut dengan titrasi asam basa. Titrasi memiliki pengertian, yaitu prosedur yang digunakan untuk menetapkan kadar suatu larutan dengan mereaksikan sejumlah larutan tersebut yang volumenya terukur dengan suatu larutan lain yang telah diketahui kadarnya (larutan standar/baku) secara bertahap. Berdasarkan jenis reaksi yang terjadi, titrasi dibedakan menjadi titrasi asam basa, titrasi pengendapan, dan titrasi redoks. Dalam artikel ini, yang akan dibahas lebih lanjut hanya titrasi asam basa saja.
Titrasi asam basa adalah penentuan kadar suatu larutan basa dengan larutan asam yang diketahui kadarnya atau sebaliknya, kadar suatu larutan asam dengan larutan basa yang diketahui, dengan didasarkan pada reaksi netralisasi. Titrasi harus dilakukan hingga mencapai titik ekivalen, yaitu keadaan di mana asam dan basa tepat habis bereaksi secara stoikiometri. Titik ekivalen umumnya dapat ditandai dengan perubahan warna dari indikator. Keadaan di mana titrasi harus dihentikan tepat pada saat indikator menunjukkan perubahan warna disebut titik akhir titrasi. Jadi, untuk memperoleh hasil titrasi yang tepat, maka selisih antara titik akhir titrasi dengan titik ekivalen harus diusahakan seminimal mungkin. Hal ini dapat diupayakan dengan memilih indikator yang tepat pada saat titrasi, yakni indikator yang mengalami perubahan warna di sekitar titik ekivalen.
Titrasi asam kuat dengan basa kuat
Sebagai contoh, 40 mL larutan HCl 0,1 M ditetesi dengan larutan NaOH 0,1 M sedikit demi sedikit. Berikut kurva titrasi yang menggambarkan perubahan pH selama titrasi tersebut.
Dari kurva tersebut dapat disimpulkan:
- Mula-mula pH larutan naik sedikit demi sedikit
- Perubahan pH drastis terjadi sekitar titik ekivalen
- pH titik ekivalen = 7 (netral)
- Indikator yang dapat digunakan: metil merah, bromtimol biru, atau fenolftalein. Namun, yang lebih sering digunakan adalah fenolftalein karena perubahan warna fenolftalein yang lebih mudah diamati.
(sumber : https://www.studiobelajar.com/titrasi-asam-basa/)
Dalam menentukan kurva titrasi asam basa, sebaiknya dilakukan dengan praktikum di laboratorium. Kegiatan ini akan memberi pengalaman belajar langsung yang lebih mudah dipahami oleh siswa. Dalam suatu kegiatan praktikum, diperlukan suatu panduan yang dapat dijadikan bahan acuan siswa untuk melakukan praktik. Maka, pada kesempatan ini kami akan membagikan penuntun praktikum titrasi asam basa yang dapat dijadikan bahan acuan rekan – rekan dalam melakukan percobaan titrasi asam basa. Rekan – rekan dapat mengunduhnya pada link download di bawah ini :