TutorialPelajaran.com

Kumpulan Materi Pelajaran Sekolah

Pojok Informasi

Ibu Widya Prasediyanti, Meninggal saat mengikuti PLPG 2017

Diduga Kelelahan, Salah Seorang Peserta PLPG 2017 Gelombang I Meninggal Dunia

Widya Prasediyanti, S.Pd,Guru Bahasa Inggris yang berasal dari SMPN 4 Astambul Kab. Banjar, Kalimantan Selatan, adalah salah satu peserta PLPG gelombang Pertama. Ibu guru ini saat mengikuti PLPG 2017 sedang hamil 8 bulan.

Jalan panjang sertifikasi harus dilalui semua guru saat ini untuk mendapatkan sertifikasi. Mulai 2016 peserta PLPG merasa dipersulit untuk mendapatkan tunjangan sertifikasi 2017, guru harus mengikuti PLPG selama 11 hari lalu disyaratkan mengikuti UTN (Ujian Tulis Nasional).
Mulai 2016 standar UTN naik menjadi 80. Dalam perjalannya, banyak guru yang tumbang akibat nilai UTN yang tidak mencapai angka yang diharapkan. 6 berikutnya dilakukan ujian ulang UTN dan masih juga banyak guru yang gagal.
UTN dianggap momok yang menakutkan karena, standar yang terlampau tinggi jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Tahun 2017 peseta diharuskan mengikuti Pra PLPG selama 2 bulan lanjut ikut pelatihan PLPG 11 hari. Namun penentu naseb mereka ada pada UTN yang dilakukan pada hari ke 12 dengan standar nilai 80.

 

Ibu Widya meninggal dunia dikarenakan pendarahan saat mengikuti PLPG. Dengan kondisi hamil tua ibu Widya harus dilarikan ke RS terdekat untuk mendapatkan perawatan. Kondisinya mengharuskan dilakukan operasi sesar padahal HPL masih tanggal 17 Oktober 2017.
Pasca operasi, bayi yang dilahirkan selamat namun sayang nyawa sang ibu tidak tertolong.
Garis takdir mungkin sudah tertulis untuknya, namun perlu penyebab meninggalnya masih terus di perbincangkan.

Kami Sangat berharap pemerintah mendengar kisah ini agar mempertimbangkan kebijakan yang ada. Andai saja nilai Pra PLPG dan Nilai saat PLPG menjadi bahan pertimbangan juga untuk kelulusan selain UTN mungkin peserta tidak setegang dan stres menghadapi uji kompetensi guru.

semoga arwah ibu Widya diterima disisi Allah. Salam damai, mudahan pemerintah mendengar suara kami.

LEAVE A RESPONSE

Your email address will not be published. Required fields are marked *