Belakangan ini persoalan pentingnya pendidikan karakter dalam sistem pendidikan nasional sering diangkat dalam wacana Publik. Wacana tersebut umumnya berisi kritik terhadap pendidikan yang selama ini lebih mengutamakan pengembangan kemampuan intelektual akademis dibandingkan aspek yang sangat fundamental, yaitu pengembangan karakter. Seseorang dengan kemampuan intelektual yang tinggi dapat menjadi orang yang tidak berguna atau bahkan membahayakan masyarakat jika karakternya rendah.
Pedidikan harus menciptakan dua aspek sekaligus, yaitu menghasilkan anak yang pandai dan menciptakan nilai-nilai luhur atau karakter. Orang yang pandai saja, tetapi tidak baik akan menghasilkan ornag yang berbahaya karena dengan kepandaiannya ia dapat menyebabkan kerusakan dan kehancuran. Setidak-tidaknya pendidikan masih lebih bagus menghasilkan orang baik walaupun kurang pandai. Tipe ini paling tidak akan memberikan suasana kondusif karena ia memilki akhlak yang baik.
mengingat pentingnya karekater dalam membangun sumber daya manusia yang kuat, maka perlu menerapkan pendidikan karekater yang tepat. Dapat dikatakan bahwa pembangunan karekater merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan. Agar dapat merealisasikan hal tersebut, diperlukan kepedulian dari berbagai pihak, baik oleh pemerintah, masyarakat, keluarga, amaupun institusi pendidikan. kondisi ini akan terbangun jika semua pihak memiliki kesadaran bersama dalam membangun pendidikan karakter. Idelanya pembentukan atau pendidikan karekater diintegrasikan ke seluruh aspek kehidupan sekolah melalui berbagai strategi untuk membumikan konsep pendidikan karekater.
berbagai kasus yang tidak sejalan dengan etika, moralitas, sopan, santun, atau perilaku yang menunjukkan rendahnya karekater telah sedemikian maraka dalam masyarakat. lebih memprihatinkan lagi, perilaku tersebut tidak sedikit ditunjukkan oleh orang-orang yang terdidik. Hal ini membuktikan bahwa pendidikan kurang berhasil dalam membentuk karekater yang baik. dalam kondisi demikian, kiranya cukup relevan untuk diungkapkan kembali paradigma lama tentang pendidikan, yaitu pendidikan sebagai pewaris nilai-nilai. Tidak sedikit warisan nilai-nilai budaya masa lalu sejalan dengan nilai-nilai pendidika karakter. Persoalan yang muncul dalam wacana pendidikan kareakter menyangkut banyak hal, antara lain aspek materi dan aspek pedagogik. dengan kata lain, menyangkut Apa yang diajarkan dan bagaimana mengajarkannya.
Ditemukan beberapa masalah ketidaktepatan makna yang beredar mengenai pendidikan karakter yang dapat diidentifikasi sebagai berikut;
- Pendidikan karakter merupakan mata pelajaran agama dan PKn, sehingga menjadi tanggung jawab guru agama dan PKn.
- Pendidikan Karakter merupakan mata pelajaran pendidikan budi pekerti
- Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang menjadi tanggung jawab keluarga, bukan tanggung jawab sekolah.
- pendidikan karakter merupakan mata pelajaran baru dalam KTSP dan sebagainya.
Dalam konteks kajian P3 mendefinisikan pendidikan karakter dalam setting sekolah sebagai pembelajaran yang mengarah pada penguatan dan pengembangan perilaku anak secara utuh yang didasarkan pada suatu nilai tertentu yang dirujuk oleh sekolah. Definisi ini mengandung makna ;
- Pendidikan karekater adalah pendidikan yang terintegrasi dengan pembelajaran yang terjadi pada semua mata pelajaran
- pendidikan Karakter diarahkan pada pengembangan perilaku anak secara utuh.Asumsi yang dikemukakan ialah anak merupakan manusia yang memiliki potensi untuk dikuatkan dan dikembangkan.
- Penguatan dan pengembangan perilaku dalam pendidikan karakter didasari oleh nilai yang dirujuk sekolah
Jadi, Pendidikan Karakter adalah proses pemberian tuntunan kepada peserta didik untuk menjadi manusia seutuhnya, yang berkarakter dalam dimensi hati, pikiran, raga, serta rasa dan karsa. Pendidikan kareakter dapat dimaknai dengan pendidikan nilai. pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak, yang bertujuan untuk memberikan keputusan baik-buruk, memelihara apa yang baik, dan mewujudkan kabaikan dalam kehidupan sehari-ahri dengan sepenuh hati.