Pembelajaran Berstrategi Pola Pemberdayaan Berpikir Melalui Pertanyaan/PBMP (Thinking Empowerment by Questioning/TEQ)

Pembelajaran berstrategi Pemberdayaan Berpikir Melalui Pertanyaan/PBMP (Thinking Empowerment by Questioning/TEQ) dikembangkan oleh Corebima sejak Tahun 1985 pada pembelajaran IPA SD. Pembelajaran yang menggunakan strategi PBMP, kegiatan berfikir didorong secara maksimal. Jika hal ini dilakukan secara terus-menerus diyakini bahwa siswa akan terampil berpikir.

Pada pembelajaran ini tidak ada proses pembelajaran yang berlangsung secara informatif seluruhnya dilakukan melalui rangkaian atau jalinan pertanyaan yang telah dirancang secara tertulis., dari yang bersifat umum ke yang khusus atau sebaliknya (asalkan konsisten) dalam alur pikir yang logis berurutan.

Struktur lembaran yang menganut pola PBMP dapat dikembangkan sendiri oleh tiap guru sendiri-sendiri, sepanjang tetap memperhatikan dan mempertahankan karakter utama dari pola PBMP. Urut-urutan pengembangan lembaran pola PBMP meliputi tiga tahap, yaitu (1) telaah kurikulum; (2) pengembangan materi, pendekatan, strategi, dan metode pembelajaran; dan (3) pengembangan lembar PBMP bagi siswa dalam pembelajaran.

 

  1. Telaah Kurikulum

 

Pada tahap ini, buku kurikulum bidang studi harus benar-benar dicermati, agar perencanaan lembar PBMP dan pelaksanaan pembelajaran dengan pola PBMP selalu mengacu kepada kurikulum, yaitu materi pokok, termasuk materi pembelajaran, tujuan, serta gambaran umum pembelajaran. Materi pokok maupun materi pembelajaran memberi informasi tentang ruang lingkup materi yang sesuai. Dalam hal ini, selalu diupayakan agar materi pembelajaran tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sulit yang melampaui kemampuan siswa. Secara operasional, ruang lingkup materi juga dapat ditemukan pada buku sumber, akan tetapi tetap berpegang kepada ruang lingkup yang tersurat dan tersirat pada kurikulum dalam hal ini Kompetensi Dasar/KD. Corebima (2001) mengemukakan bahwa tujuan pembelajaran dalam kurikulum harus benar-benar diperhatikan, karena tujuan yang terjabar tersebut akan menjiwai gambaran umum pelaksanaan pembelajaran.

 

  1. Pengembangan Materi, Pendekatan, Strategi, dan Metode Pembelajaran

 

Materi pembelajaran selalu berada dalam ruang lingkup materi pokok dan materi pembelajaran pada KD sesuai Permendikbud Nomor 24 Tahun 2016. Pendekatan strategi dan metode pembelajaran (yang merupakan bagian dari pelaksanaan pembelajaran) juga harus selalu mengacu kepada tujuan pembelajaran yang terdapat KD. Materi pembelajaran ditemukan dan dikumpulkan dari buku-buku sumber seperti buku siswa, buku pedoman guru, maupun buku lain, sepanjang berada dalam ruang lingkup yang benar. Pendekatan pembelajaran Kurikulum 2013 yang dirancang untuk digunakan adalah pendekatan berbasis proses keilmuan/ilmiah/saintifik. Pendekatan ini ditetapkan berdasarkan pertimbangan bahwa dewasa ini pendekatan itulah yang disarankan dalam Kurikulum 2013. Strategi yang dirancang untuk digunakan adalah PBMP sedangkan metode disesuaikan dengan karaktreristik materi, tujuan, serta sumber yang tersedia.

 

  1. Pengembangan Lembar PBMP bagi Siswa dalam Pembelajaran

 

Struktur umum LKS tersebut adalah:

  1. Sediakan
  2. Lakukan
  3. Ringkasan (Pikirkan)
  4. Evaluasi
  5. Arahan.

 

”Lakukan” meliputi kegiatan, penulisan hasil pengamatan, dan renungkan. Bagian yang paling penting dari struktur tersebut agar LKS itu memiliki pola PBMP adalah “Renungkan” dan “Pikirkan”. Struktur LKS seperti tersebut dirancang untuk kegiatan pembelajaran yang didukung kerja kelompok dan kerja demonstratif.

 

Pada kegiatan pembelajaran yang tidak didukung kerja kelompok maupun kerja demonstratif, struktur LKS pola PBMP sebagai berikut.

  1. Pendahuluan
  2. Sediakan
  3. Lakukan
  4. Ringkasan (Pikirkan)
  5. Evaluasi
  6. Arahan.

 

Pada LKS yang dirancang untuk kegiatan pembelajaran yang didukung kerja kelompok dan kerja demonstratif bagian LKS yang disebut sebagai “ Renungkan “ berisi kaitan antara data pengamatan dan aneka hal lain termasuk yang ada dalam masyarakat.

Substansi pada bagian “Renungkan” merupakan perluasan pikiran terhadap data amatan. “Pikirkan” berisi kesimpulan dari materi pokok atau materi pembelajaran. Kesimpulan itu didirikan atas dasar data amatan maupun butir-butir pikiran pada bagian “Renungkan”.

 

Pada lembar siswa yang dirancang untuk kegiatan pembelajaran yang tidak didukung kerja kelompok dan kerja demonstratif, bagian yang disebut “Renungkan” berisi kaitan antara materi pokok dan materi pembelajaran dengan aneka hal lain dalam masyarakat; termasuk di dalamnya merupakan perluasan konsep dan subkonsep. Oleh karena tidak ada kerja kelompok atau kerja demonstratif, maka pada LKS terkait tidak ada bagian kesimpulan.

Pada seluruh bagian mulai dari awal hingga akhir lembar siswa (evaluasi), tidak ada penyampaian informasi berupa kalimat informatif; seluruhnya berupa kalimat tanya dan kalimat perintah. Kalimat perintah antara lain digunakan pada bagian cara kerja ataupun bagian lain jika diperlukan.

Beberapa karakteristik pertanyaan yang harus diperhatikan pada pengembangan lembar PBMP bagi siswa dalam pembelajaran sebagai berikut.

  1. Gramatika Bahasa Indonesia harus selalu dipakai dan digunakan dengan benar.
  2. Pertanyaan dapat diupayakan agar dimulai dari konsep besar ke yang kecil.
  3. Jalinan antar pertanyaan ditata secara logis.
  4. Pertanyaan tentang hal yang sama diulang dan dirumuskan dari sudut pandang berbeda-beda.
  5. Satu materi pokok dan materi pembelajaran dikaji sebanyak-banyaknya.
  6. Pertanyaan lain terkait dikembangkan dan diutamakan yang terkait denagn pengalaman dan kehidupan sehari-hari.

 

Pertanyaan di bagian awal tidak perlu harus langsung dijawab. Dalam hal ini jika misalnya pertanyaan no 1 tidak dapat dijawab, maka dilanjutkan dengan upaya menjawab pertanyaan no.2; dan jika pertanyaan no.2 itu juga belum dapat dijawab, maka pertanyaan no.3 akan coba dijawab dan seterusnya. Apabila pertanyaan no.5 berhasil dijawab, maka sebenarnya dalam waktu singkat pertanyaan no.4, 3, 2, dan 1 akan terjawab dengan sendirinya. Hal ini akan terjadi dengan lancar, jika jalinan antar pertanyaan ditata dengan baik dan logis, disamping memperhatikan konsistensi pola pertanyaan misalnya yang dimulai dari konsep besar ke yang kecil, serta beberapa hal teknis yang telah dikemukakan.

 

Sumber : Panduan Pengembangan Pembelajaran Aktif oleh Direktrorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com